Banyak orang yang memilih jalan sebagai freelancer. Bekerja paruh waktu, bisa dilakukan dari mana saja, serta tidak terikat jam kerja menjadi beberapa alasan yang membuat masyarakat memutuskan menjadi freelancer.
Selain itu, penghasilan freelancer juga bisa sangat besar. Bahkan, lebih besar dibanding pegawai kantoran. Namun, semua itu tergantung jumlah proyek yang dikerjakan. Ketika proyek sedang seret, keuangan juga terancam menipis.
Oleh karena itu, freelancer wajib cerdas dalam mengatur keuangan. Berikut ini pola menata keuangan yang bisa diaplikasikan oleh para freelancer:
1. Menyiapkan dana darurat
Sesuai namanya, dana ini bisa digunakan dalam kondisi darurat. Misal, saat tidak ada penghasilan akibat proyek yang sepi seperti ketika pandemi covid-19. Berapa dana darurat yang harus dimiliki? Idealnya freelancer memiliki dana darurat sebanyak 12 kali pengeluaran bulanan atau setidaknya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan freelancer selama 3-6 bulan.
2. Investasi untuk masa depan
Freelancer harus melek investasi. Bisa investasi saham, investasi p2p lending, investasi surat utang, dan deposito, dan investasi reksa dana. Pilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko. Sisihkan 10% dari penghasilan untuk investasi. Dengan cara ini, freelancer bisa mendapatkan tambahan penghasilan karena investasi dapat dijadikan sebagai passive income.
3. Punya asuransi
Pegawai 'kantoran' biasa sudah terlindungi dengan asuransi. Bisa dalam bentuk asuransi kesehatan/jiwa dari kantor atau Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan.
Freelancer tidak demikian. Mereka harus mencari asuransi secara mandiri. Setidaknya, mereka wajib memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Asuransi kesehatan akan melindungi freelancer bila mendadak sakit. Selain mendapatkan perawatan optimal, freelancer juga tak perlu pusing memikirkan biaya rumah sakit karena sudah ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Sedangkan asuransi jiwa berguna untuk melindungi finansial keluarga bila sang freelancer mengalami musibah yang mengakibatkan cacat total tetap atau meninggal dunia. Ada Uang Pertanggungan (UP) yang akan diberikan kepada ahli waris bila freelancer selaku Tertanggung mengalami salah satu dari dua musibah tersebut. UP bisa digunakan ahli waris sebagai modal melanjutkan hidup usai 'keran' penghasilan dari freelancer terhenti.
4. Batasi utang
Jangan berutang bila tidak mendesak. Namun bila sudah dalam kondisi keuangan sulit, usahakan mengajukan utang dengan nominal yang masih masuk akal dan terjangkau untuk dibayar.