Sequis: Asuransi Jiwa | Asuransi Kesehatan | Investasi di Indonesia - Sequis - Your Better Tomorrow

Sequislife Motivasi Pemuda Indonesia Lewat Kaki Palsu

27 Oktober 2013



  • Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2013, Sequislife memberikan 28 kaki palsu
  • Bantuan kaki palsu untuk memotivasi pemuda pemudi yang mengalami cacat kaki bahwa ada harapan untuk mereka meraih hari esok yang lebih baik
  • Pemberian 28 kaki palsu merupakan bagian dari CSR Sequislife yaitu memberikan lebih dari 1000 kaki palsu bagi yang membutuhkan sepanjang tahun 2013

 

JAKARTA, 26 Oktober 2013 - Dalam rangka Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober 2013, PT Asuransi Jiwa Sequis Life secara khusus memberikan bantuan 28 kaki palsu kepada pemuda-pemudi Indonesia yang mengalami cacat kaki. Pemberian kaki palsu ini berlangsung di Yayasan Tuna Daksa yang berlokasi di Sunter Jakarta. Bantuan kaki palsu ini dilakukan secara bertahap dari tanggal 18 hingga 26 Oktober 2013.

Menurut Stephanie Gondokusumo, Head of Department Corporate Branding & Marketing Communication, “Kami ingin kegiatan CSR kaki palsu yang kami lakukan, dapat menyentuh pemuda-pemudi Indonesia. Dengan keterbatasan fisik, tentu membuat sebagian dari mereka harus putus sekolah atau mengalami kesulitan melakukan aktivitas. Tentu hal ini sangat disayangkan, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Dengan adanya kaki palsu, kami berharap mereka mendapatkan semangat baru mengejar cita-cinta yang tertunda,”, tambah Stephanie lagi.

Bantuan 28 kaki palsu ini merupakan bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Sequislife didukung oleh Yayasan Peduli Tuna Daksa yaitu mendonasikan lebih dari 1000 (seribu) kaki palsu sepanjang tahun 2013 kepada yang membutuhkan dengan kriteria kurang mampu secara financial dan masih produktif.

Sequsilfe dengan semangat For A Better Tomorrow, ingin mendorong para pemuda-pemudi Indonesia untuk memiliki kemauan mewujudkan hari esok yang lebih baik. “Kita semua harus mengambil peran membantu mereka yang kurang beruntung. Dengan adanya kaki palsu ini kami berharap mereka dapat bangkit dari zona keterpurukan untuk bangkit meraih cita-cita” tambah Stephanie. – ini repetitive dengan quotation sebelumnya gak?

Pasien yang mendapatkan bantuan kaki palsu dalang rangka Sumpah Pemuda, berfoto bersama seusai pemasangan kaki palsu di Yayasan Tuna Daksa

“Karena ini adalah hari yang istimewa, kami juga memberikan bingkisan berupa tas, peralatan makan, peralatan menulis dan handuk serta kaos dan topi untuk memberikan mereka semangat”  ujar Stephanie lagi.

Pemberian bingkisan dari Sequislife kepada salah satu pasien oleh Stephanie Gondokusumo, Head of Department Corporate Branding & Marketing Communication PT A.J. Sequis Life (tengah) didampingi oleh Vashdev Dhalama, Wakil Ketua Yayasan Tuna Daksa (kanan)

Dalam kegiatan ini terdapat 22 pasien yang melakukan pemasangan kaki palsu dan 6 pasien yang melakukan pengukuran. Mereka datang dari Jakarta, Banten Kuningan serta Lampung. Penyebab amputasi pun beragam dari cacat sejak lahir, kecelakaan, sakit, sentruman listrik maupun digigit reptil.

Proses Pemasangan Kaki Palsu di Yayasan Tuna Daksa

Akmal (13 tahun) bersama ibu Muria (bunda Akmal) setelah mendapat bingkisan dari Sequislife

Akmal (13 tahun) pelajar kelas 6 SD di salah satu Madrasah Jakarta, mengalami kecelakaan pada kaki kirinya tahun 2011, “Akmal kecelakaan, kesabet peron kereta api. Awalnya dia berada di dalam namun karena penumpang kereta sangat penuh, Akmal pun terdorong keluar dekat pintu kemudian terjatuh. Saya juga menyesal karena dia tidak ngomong mau naik kereta, karena anak saya suka sekali dengan kereta, kelak dia ingin jadi security kereta api” ujar Ibu Muria. “Setelah kecelakaan, bentuk kakinya berubah, sering mengalami pendarahan dan akhirnya terjadi pembusukan sehingga harus diamputasi “ ujar ibu Muria. Ia sangat bersyukur akhirnya Akmal mendapatkan kaki palsu setelah 2 tahun menunggu. “Dulu pernah ada yang menjanjikan bahkan sudah di foto dan diukur namun kabar kapan dipasang tidak kunjung datang, saya dapat kabar dari teman ada program kaki palsu disini”, tambah ibu Muria.

Lain lagi dengan pengalaman Lena Rusdiana (17 tahun), pelajar kelas 2 SMU di salah satu SMU swasta di Jakarta. Kaki kirinya diamputasi pada tahun 2012 setelah divonis tumor oleh dokter. “Setelah diamputasi tahun kemarin saya pakai tongkat untuk berjalan. Saya mendapat informasi dari saudara tentang bantuan kaki palsu, 2 minggu lalu kaki saya diukur dan ini hari pertama saya merasakan pakai kaki palsu, semoga dengan kaki palsu ini saya bisa meraih cita-cinta saya menjadi dokter” ujarnya.

Alan Maulana (33 tahun) sehari-hari bekerja sebagai tenaga sosial di kabupaten Kuningan. Ia mengalami kecelakaan pada tahun 2000 karena tertabrak mobil. “Saya jatuh dari motor karena mobil melaju dari arah turunan yang mau belok ke kiri menabrak motor saya. Awalnya dokter dari RS Umum 45 Kabupaten Kuningan menganjurkan untuk amputasi namun saya menolak. Awalnya saya kira bisa normal lagi, namun kaki saya tidak kunjung sembuh juga dan akhirnya di RS Kustati di Surakarta kaki saya di amputasi sampai tiga kali. Kata dokter kaki saya harus di amputasi jika tidak infeksi akan menjalar sampai ke Jantung, saya tidak punya pilihan lain”. Kaki palsu Alan pertama kali dipasang tahun 2004 kemudian diganti tahun 2006 dan tahun ini ia kembali mengganti kaki palsunya. “Dulu saya kerja di bengkel tapi kondisi saya tidak memungkinkan lagi menjadi mekanik. Pada masa penyembuhan saya ikut kursus komputer, lalu di ajak teman bekerja di dinas sosial, saya kerja di sini sejak 2001 dari honorer kemudian pegawai tidak tetap dan tahun 2008 saya sudah diangkat jadi karyawan. Saya berterima kasih dapat mengganti kaki palsu. Dengan alat ini, saya merasa percaya diri lagi, dan semangat kerja juga lebih tinggi, supaya keluarga bisa makan dan anak sekolah” ujar Alan.

Alan (33) dan Kusuma pasien dari Kabupaten Kuningan Jawa Barat, berfoto bersama setelah mendapat kaki palsu baru dan bingkisan dari Sequislife

Butuh bantuan ?