Sequis: Asuransi Jiwa | Asuransi Kesehatan | Investasi di Indonesia - Sequis - Your Better Tomorrow

Angka di Oximeter 'Ngaco'? Ini Penyebabnya!

16 Agustus 2021


Sumber Foto: CNN Indonesia


Oximeter menjadi alat kesehatan yang mendadak laku dalam satu tahun terakhir. Alat ini diburu masyarakat karena bisa mengukur kadar saturasi oksigen seseorang. Sebuah alat yang sangat berguna untuk memeriksa kondisi kesehatan para penderita covid-19.

Cara kerja oximeter sangat simpel. Pengukuran dilakukan dengan cara menjepitkan oximeter di jari tangan. Saturasi oksigen kemudian akan diukur berdasarkan jumlah cahaya yang dipantulkan oleh sinar inframerah yang dikirim ke pembuluh darah kapiler. Lalu, pengguna hanya perlu menunggu beberapa saat hingga oximeter menunjukkan angka saturasi oksigen yaitu SPO2 dan denyut jantung PR bpm.

Akan tetapi, ada beberapa kejadian yang diunggah masyarakat ke media sosial menunjukkan angka oximeter  tidak wajar. Masyarakat lantas langsung berasumsi oximeter yang dibeli merupakan barang palsu atau tiruan. Padahal ada kemungkinan pengguna melakukan kesalahan saat pengukuran atau ada benda asing menempel di jari sehingga oximeter tidak berjalan secara semestinya.

Baca Juga
Cara Cegah Ngantuk Usai Vaksinasi Covid-19
Rekomendasi Hampers di Masa Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 Bisa Berubah Menjadi Endemi, Apa Bedanya?
Sequis Pelopori Program Perlindungan Pasca Vaksinasi Covid-19
Apa Perbedaan Vaksin Covid-19 Sinovac dan AstraZeneca?

Berikut ini ada beberapa hal yang bisa menggangu kinerja oximeter seperti dilansir dari berbagai sumber: 

1. Cat Kuku atau Pewarna Kuku
Warna di cat kuku dapat menyerap cahaya yang dipancarkan oximeter. Alhasil, proses pendeteksian saturasi oksigen di dalam darah jadi terganggu.
2. Tangan Bergerak
Gerakan secara tiba-tiba atau tangan yang gemetar bisa mengganggu pendeteksian saturasi oksigen. Ini disebabkan bentuk gelombang yang dideteksi bisa menjadi tidak menentu sehingga hasil tidak akurat.
3. Cahaya Berlebih
Usahakan menggunakan oximeter di ruangan yang minim cahaya. Sebab, paparan cahaya berlebih bisa membuat oximeter menghasilkan hasil yang tidak akurat.

Sudah melakukan tips tersebut dan angka saturasi di oximeter tetap 'ngaco'? Ada baiknya mengganti oximeter Anda. Nah, usahakan membeli oximeter dengan ketentuan-ketentuan berikut ini:
1. Beli oximeter yang sudah tersertifikasi International Standard Organization (ISO) dan (Standar Nasional Indonesia). 
2. Beli yang sudah memiliki izin edar dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) dan dari toko tepercaya
3. Pilih oximeter dengan garansi dan support produk yang jelas. Biasanya bergaransi 1-3 tahun.

Butuh bantuan ?