Sequis: Asuransi Jiwa | Asuransi Kesehatan | Investasi di Indonesia - Sequis - Your Better Tomorrow

Remaja Indonesia Rawan Gangguan Jiwa: Ayo Empati & Proteksi

6 Pebruari 2023



Studi yang dilakukan The Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) dengan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) memunculkan data mengkhawatirkan. Menurut hasil riset yang mereka lakukan, sebanyak 2,45 juta remaja Indonesia (10-17 tahun) didiagnosis mengalami gangguan jiwa dalam 12 bulan atau satu tahun terakhir.

Menurut data yang dirilis oleh situs resmi UGM,  gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja adalah gangguan cemas (gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas menyeluruh) sebesar 3,7%, diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5%.

I-NAMHS juga mengumpulkan data mengenai pengaruh kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pembatasan kontak sosial selama pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental remaja. Sebanyak 1 dari 20 remaja melaporkan merasa lebih depresi, lebih cemas, lebih merasa kesepian, dan lebih sulit untuk berkonsentrasi dibandingkan dengan sebelum pandemi COVID-19.

Baca Juga
Momen World Mental Health, Yuk Kenali Jenis Gangguan Mental
Bukan untuk Pamer di Medsos, Kenali Jenis Gangguan Mental
Memahami Gejala Fobia Sosial dan Cara Mengatasinya
Penyebab dan Cara Mengatasi Social Anxiety Disorder
Eating Disorder yang Pantang Untuk Diremehkan

"Hanya 2,6% dari remaja yang memiliki masalah kesehatan mental menggunakan fasilitas kesehatan mental atau konseling untuk membantu mereka mengatasi masalah emosi dan perilaku mereka dalam 12 bulan terakhir. Angka tersebut masih sangat kecil dibandingkan jumlah remaja yang sebenarnya membutuhkan bantuan dalam mengatasi permasalahan mental mereka," tulis keterangan yang tertera di ugm.ac.id.

Observasi dan Proteksi dari Gangguan Kesehatan Mental
Gangguan kesehatan mental bisa berawal dari stres yang terabaikan. Jadi, usahakan mulai memerhatikan, bersimpati, dan berempati bila ada anggota keluarga serta kerabat yang mulai menunjukkan gejala kurang tidur, gelisah, serta meluapkan emosi yang terasa anomali.

Bantuan psikolog atau psikiater diharapkan mampu membantu penderita gangguan kesehatan mental keluar dari masalah dan mendapatkan jawaban yang diinginkan. Sebab, sesi terapi biasanya dapat membantu seseorang untuk menjelaskan dan menetapkan langkah realistis yang selama ini masih buram.

Akan tetapi, kita tidak boleh menutup mata bahwa kesadaran masyarakat Indonesia untuk konsultasi mengenai gangguan kesehatan mental belum sebesar negara lain. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Bisa dikarenakan perasaan malu, kurang mendapat informasi terkait layanan konsultasi, serta keengganan mengeluarkan uang besar untuk konsultasi mengenai gangguan kesehatan mental. Sebagai tambahan informasi, biaya konsultasi dengan psikolog di Indonesia cukup tinggi, yakni berkisar Rp250-Rp750 ribu untuk durasi 1 jam konsultasi.

Urusan dana sebetulnya bisa disiasati dengan memiliki asuransi kesehatan yang menanggung biaya  kesehatan untuk konsultasi kesehatan mental ke psikolog. Manfaat itu bisa didapat bila masyarakat Indonesia memiliki produk asuransi Sequis melalui unit bisnisnya, MiPower yaitu MiProtection.

Produk MiProtection akan menanggung biaya yang dikeluarkan bila nasabah melakukan konsultasi untuk sejumlah gangguan kesehatan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD), Bipolar, dan Skizofrenia. Semua manfaat itu bisa didapat dengan premi sangat terjangkau, yaitu plan starter (Rp380ribu/tahun), moderate (Rp525 ribu/tahun), dan advanced (Rp1,3 juta/tahun).

Butuh bantuan ?