Sequis: Asuransi Jiwa | Asuransi Kesehatan | Investasi di Indonesia - Sequis - Your Better Tomorrow

Apa itu Cacar Monyet dan Bagaimana Cara Menanggulanginya?

22 Agustus 2022


World Health Organization (WHO) sudah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global (Foto: dok CNN Indonesia)


World Health Organization (WHO) sudah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Penetapan itu dilakukan setelah penyakit tersebut menginfeksi ribuan orang di 74 negara.
Sama seperti penyakit cacar lainnya, cacar monyet menular dari orang ke orang melalui kontak dekat. Misal, kontak dengan cairan tubuh (darah atau air mani). Lalu, terkena cairan cacar monyet akibat adanya kontak fisik dan tetesan droplet yang dihirup. Bisa pula dari 'pihak ketiga' seperti menyentuh benda yang terkontaminasi cairan dari penderita cacar monyet seperti tempat tidur atau pakaian atau digigit/dicakar oleh hewan yang sudah terinfeksi cacar monyet.

Menurut WHO, cacar monyet memiliki gejala yang terdiri dari dua periode, yaitu: 

Periode Invasi
Periode ini biasanya berlangsung antara 0–5 hari. Pada masa ini, penderita akan mengalami demam serta sakit kepala, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung/nyeri otot, serta kekurangan energi. Dari semua gejala tersebut, limfadenopati merupakan ciri yang paling khas dari cacar monyet dibandingkan dengan jenis penyakit serupa lainnya, seperti cacar, cacar air, dan campak.

Periode erupsi 
Periode ini biasanya dimulai dalam 1-3 hari setelah demam. Ruam cenderung lebih terkonsentrasi di wajah. Lebih detailnya sebagai berikut.
1. Ruam wajah (dalam 95 persen kasus)
2. Telapak tangan dan telapak kaki (dalam 75 persen kasus) 
3. Selaput lendir mulut (dalam 70 persen kasus) 
4. Alat kelamin (dalam 30 persen kasus) 
5. Konjungtiva (dalam 20 persen kasus) 

Baca Juga
Cedera yang Sering Terjadi saat Olahraga & Cara Mengatasinya
Musim Hujan Mulai Melanda, Lakukan 3 Olahraga Ini di Rumah
Olahraga Bisa Menguras Dompet Hingga Puluhan Juta, Kok Bisa?

Setelah itu, ruam berkembang secara cepat dan berurutan sebagai berikut: 
1. Makula (lesi dengan dasar datar)
2. Papula (lesi keras yang sedikit terangkat) 
3. Vesikel (lesi berisi cairan bening) 
4. Pustula (lesi berisi cairan kekuningan) 
5. Krusta yang mengering dan rontok.

Sebetulnya, cacar monyet termasuk dalam penyakit yang bisa sembuh sendiri dengan rentang waktu 2-4 minggu. Namun, tingkat kesembuhan juga dipengaruhi oleh imun seseorang. Bila imun buruk, gejala cacar monyet lebih buruk. 

Baca Juga
Pandemi Covid-19 Bisa Berubah Menjadi Endemi, Apa Bedanya?
Miliki Asuransi Kesehatan di Tengah Pandemi
Seperti Apa Kehidupan Setelah Pandemi Berakhir?
Penyebab Stres Selama Pandemi Covid-19 dan Cara Mengatasinya
Libur Saat Pandemi: Perhatikan Kesehatan & Finansial

Lindungi dari penyakit berbahaya seperti cacar monyet
Kemunculan beragam penyakit berbahaya sudah sepatutnya disikapi secara serius oleh masyarakat. Salah satu respons untuk menghadapi cacar monyet dan penyakit berbahaya lainnya adalah dengan memiliki asuransi kesehatan. Dengan harapan, masyarakat bisa mendapatkan perawatan maksimal dan tidak perlu mengeluarkan uang besar bila terinfeksi virus atau terkena penyakit cacar monyet. 

Masyarakat bisa mempertimbangkan produk asuransi kesehatan Sequis, yakni Sequis Q Infinite MedCare Rider (SQIMC). Produk tersebut memberikan manfaat Medical Reimbursement atas rawat inap penyakit menular dan berbahaya.

Biaya besar untuk pengobatan di rumah sakit tidak perlu dikhawatirkan oleh pasien. Sebab, SQIMC memberikan perlindungan kesehatan sepanjang tahun dengan limit tahunan hingga Rp90 miliar. Selain itu, SQIMC juga punya fasilitas perawatan VIP dan VVIP/1 tempat tidur di seluruh dunia serta perlindungan kesehatan menyeluruh sampai dengan usia 100 tahun.

Bila tertarik dengan produk asuransi kesehatan tersebut, silakan berkonsultasi dengan agen asuransi terbaik Sequis secara online via Find Agent dengan klik tautan berikut ini FIND AGENT.

Butuh bantuan ?