Sequis: Asuransi Jiwa | Asuransi Kesehatan | Investasi di Indonesia - Sequis - Your Better Tomorrow

Mau Cuan? Ini Jenis Investasi yang Populer dan Layak Dicoba

5 Oktober 2021



Berinvestasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan aset yang dimiliki seseorang. Di negara-negara maju, hampir mayoritas warganya sudah berinvestasi. Biasanya investasi di pasar saham. Bahkan, orang-orang di Korea Selatan sudah menjadikan lot saham sebagai hadiah untuk pacar atau kado ulang tahun anak. 

Beda negara, beda pula kebiasannya. Di Indonesia, minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi masih rendah. Bahkan masih ada yang mempertanyakan tingkat keamanan dari uang yang diinvestasikan ke pasar saham. Selain itu,  adanya mindset bahwa investasi hanya untuk orang-orang yang mampu saja makin menghambat laju investor ritel di Indonesia. 

Paradigma tersebut harus segera diubah. Sebab, investasi sangat mudah dan terjangkau untuk dilakukan oleh masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. 

Sejauh ini, sejumlah edukasi finansial dan investasi sudah gencar dilakukan. Termasuk pemahaman tentang kemudahan dalam berinvestasi. Tentunya, edukasi itu diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berinvestasi. 

Baca Juga
5 Keunggulan Investasi Reksa Dana
Potensi Keuntungan Berinvestasi Reksa Dana
Langkah Mudah dalam Melakukan Investasi Reksa Dana
Menjelang 2022, Yuk Belajar Investasi Reksa Dana
Kenali Risiko Berinvestasi di Reksa Dana
 

Sebuah usaha yang tak kenal lelah namun pelan-pelan membuahkan hasil. Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM),  angka realisasi investasi pada kuartal pertama 2019 sukses berada di angka Rp195,1 triliun. Angka tersebut naik 5,3% dibandingkan realisasi investasi pada kuartal pertama 2018. 

Ada banyak investasi yang bisa Anda lakukan. Bisa investasi saham, reksa dana, emas, hingga P2P Lending. Namun sebelum membahas jenis investasi yang populer di Indonesia, ada baiknya mengetahui  tentang investasi jangka panjang dan jangka pendek. 

1.    Investasi jangka panjang 
Jenis investasi yang masuk dalam kategori investasi jangka panjang perlu waktu lebih lama untuk menghasilkan imbal hasil (return).  Jangka waktu asuransi ini bisa mencapai hingga 10 tahun sebelum bisa dijual kembali untuk mendapatkan keuntungan. Meski perlu waktu lama, jenis investasi jangka panjang berpotensi menghasilkan cuan lebih besar dibandingkan dengan investasi jangka pendek. Meski begitu, Anda juga dihadapkan dengan risiko yang besar bila ingin menjalankan jenis investasi ini. Misal, nilai saham yang Anda miliki mendadak merosot tajam karena perusahaan merugi atau akibat adanya krisis ekonomi Indonesia/global seperti pada awal pandemi covid-19 awal 2020 lalu. Untuk itulah, Anda perlu menganalisis secara detail sebelum memilih jenis investasi yang masuk ke kategori investasi jangka panjang ini. 

2.    Investasi jangka pendek
Setidaknya ada dua ciri yang membuat sebuah instrumen investasi disebut sebagai jenis investasi jangka pendek, yaitu selain harus berkualitas tinggi, instrumen ini harus bisa bersifat likuid dan mudah dijual kembali. Jenis investasi ini memiliki jangka waktu yang cukup pendek untuk mendapatkan imbal hasil (return) maksimal, yakni 3 sampai 12 bulan. Kekurangan dari investasi ini adalah imbal hasil yang tidak terlalu ‘mewah” dibandingkan investasi jangka panjang. 

Setelah mengetahui tujuan investasi yang ingin dipilih, ada baiknya menyiapkan dana dan memilih jenis investasi yang sesuai dengan bujet serta tujuan. 

1.    Deposito 
Rasanya masih banyak yang belu mengetahui perbedaan deposito dan tabungan. Deposito memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dan ada waktu jatuh tempo.  Semakin banyak yang Anda investasikan, biasanya bunga deposito juga semakin tinggi. Meskipun begitu, uang yang diinvestasikan ke deposito tidak bisa diambil setiap saat seperti tabungan. Sebab ada tenor yang mengikat. Secara umum rata-rata bank menyediakan tenor maksimal 12 bulan. 

2.    Emas
Risiko investasi emas dan deposito sama-sama rendah. Namun harga kenaikan dan penurunan emas cenderung lebih stabil. Investasi emas juga sudah mudah karena beberapa platform e-commerce sudah menyediakan wadah untuk pembelian emas keping. Jangan khawatir bila dana masih terbatas karena pembelian emas secara online sudah sangat murah.. 

3.    Properti 
Jenis investasi ini bisa dilakukan dengan membeli tanah atau membangun properti. Lalu, menjualnya ketika harga sudah cukup tinggi. Atau properti yang Anda miliki bisa disewakan. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan pemasukan per bulan. Hal yang perlu Anda perhatikan adalah risiko yang muncul akibat perawatan atau kerusakan bangunan. 

4.    Saham 
Jenis investasi ini punya imbal hasil tinggi dan risiko yang tinggi pula. Investasi saham adalah bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Semakin banyak saham yang dibeli, semakin besar persentase kepemilikan perusahaan yang dimiliki. Imbal hasil saham biasanya berasal dari dividen dan pertumbuhan nilai saham. 

5.    Reksa dana 
Reksa dana adalah jenis investasi yang dilakukan oleh manajer investasi. Intinya, modal investor akan dikelola oleh manajer investasi dengan diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar modal. Instumen investasi ini cukup populer di kalangan investor pemula. Pahami produk-produknya seta profil risiko reksa dana sebelum memulainya. Anda bisa melihat penjelasan mengenai reksa dana di www.sequisam.co.id.

6.    Peer-to-peer landing
Jenis investasi yang tergolong masih cukup baru di Indonesia adalah peer-to-peer landing. Dana yang diinvestasikan adalah dana yang dipinjamkan kepada pihak yang membutuhkan, baik itu individu maupun badan usaha. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perusahaan fintech lending yang menjalankan model bisnis ini. Anda juga bisa mulai berinvestasi peer-to-peer landing mulai dari Rp100 ribu. 
 

Butuh bantuan ?